Ada perempuan sewot dan menuding laki-laki terlalu berpikiran kotor dan kurang kerjaan sehingga mengurusi rok mini. Ada laki-laki geram karena perempuan seenaknya berpakaian mini dan seksi hingga mengganggu pandangan dan konsentrasi.
“Ini jelas menjadi tidak sehat kalau semua pihak hanya berpikir tentang dirinya dan “haknya” masing-masing. Padahal soal menjaga kepatutan bersikap, berperilaku, berkata-kata, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama bertanggungjawab.” Kata Ledia Hanifa, aleg Komisi VIII DPR RI yang salah satunya mengurusi soal Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di DPR, Kamis (7/3).
Dalam pergaulan sehari-hari, meninggikan tanggungjawab semestinya lebih diutamakan daripada menuntut hak. Bahkan dengan menegakkan tanggungjawab, hak-hak diri kita pun akan terpenuhi.
“Tak usah marah, sewot, atau geramlah. Coba kita penuhi dulu tanggungjawab kita dalam kehidupan sosial, dengan menjadi orang yang sadar dan selalu menjaga kepatutan, kesantunan dalam berperilaku, bersikap, berkata-kata, maka hasilnya, hak kita untuk hidup bersosial dengan nyaman, tenang dan damai juga akan didapat.”
Untuk para lelaki, misalnya, Ledia mengingatkan untuk menjaga diri tidak mengumbar pandangan, bersenda gurau yang mengarah pada omongan jorok, sexis atau melecehkan perempuan. “Seringnya kan begitu, sebagian laki-laki suka jelalatan, bercanda rada porno, sexis atau malah berkata yang merendahkan perempuan, seperti, alaah perempuan bisa apa sih. Atau kalau ada pekerjaan perempuan yang tidak beres, berkata, dasar perempuan!”
Sebaliknya, Ledia juga menghimbau para perempuan juga menjaga sikap, kata-kata dan perilaku. “Kalau dihimbau tidak berpakaian mini ya jangan sewotlah. Kan kita semua sama-sama bertanggungjawab menjaga kepatutan. Jangan karena laki-laki tidak boleh mengumbar pandangan, tidak boleh melakukan pelecehan, menghina, merendahkan perempuan, lantas berarti perempuan jadi boleh seenaknya dalam bersikap, berperilaku, termasuk berpakaian.“ papar Ketua Bidang Humas Kaukus Perempuan Parlemen RI ini pula.
Karena itu, aleg FPKS ini merasa himbauan tidak berpakaian mini di lingkungan DPR jangan ditanggapi sebagai pertarungan menuntut hak apalagi sampai terkesan ada dominasi pengaturan laki-laki atas perempuan.
“Menjaga kesantunan itu tanggungjawab kita bersama kok. Jadi, ya semua ditanggapi positip sajalah.” Pungkasnya.
Sumber: Fraksi PKS DPR RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar